Siapa yang sangka kepergian sang bintang Nike Ardilla terjadi begitu cepat, dalam usia yang masih belia ia harus pergi menghadap keharibaan Illahi. Ya, tepatnya pada 19 Maret 1995. Begitu banyak yang kehilangan sosok Nike, begitu banyak pula yang meratapi kepergiannya yang tragis. Hari minggu kelabu, hari dimana Nike di jemput kembali ke pangkuanNya. Keluarga, kerabat, sesama artis serta para fans setianya turut berbondong-bondong mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir Nike. Kepergiannya yang penuh dengan tanda tanya, meninggalkan kenangan mendalam, yang telah terukir sepanjang hidupnya.
Sebenarnya, pada postingan ini saya bukan untuk mengupas kronlogi kematiannya, namun saya ingin mengupas figur fenomenal ini dari sudut pandang yang berbeda. Era musik slow rock memang telah berlalu setelah kini bermunculan band-band papan atas tanah air. Perlahan, era slow rock mulai tergantikan dengan era grup band yang banyak mengusung musik pop alternatif. Mungkin inilah, salah satu hikmah yang dapat diambil dari kematian sang "Bintang Kehidupan", Nike Ardilla, yakni munculnya artis baru dalam percaturan belantika musik negeri ini.
Di Bawah Bayang-Bayang Nike Ardilla
Pasca kematian Nike Ardilla yang begitu fenomenal, ternyata memberikan kesempatan bagi lady rocker yang lain untuk unjuk gigi di belantika musik Indonesia. Banyak bermunculan artis-artis yang mendompleng nama besar Nike Ardilla, hal ini membbuktikan bahwa Nike merupakan figur artis yang layak diperhitungkan. Betapa tidak, tak sedikit artis pendatang baru yang ingin mengikuti jejaknya. Sebut saja nama-nama seperti Nafa Urbach, Elisa, Lia Nathalia, Dike Ardilla, dan bahkan Wulan Andina (sekarang lebih kita kenal dengan nama Mulan Jameela). Berikut saya bahas tentang para "pembebek" Nike Ardilla satu per satu:
1. Elisa
Elisa merupakan salah satu penyanyi asuhan maestro musik Deddy Dores, dan sempat mengeluarkan satu album. Pasca-kematian Nike, banyak sekali diadakan lomba nyanyi dengan lagu-lagu mendiang Nike Ardilla baik yang digelar oleh radio-radio, maupun swadaya dari para fans itu sendiri. Ini menjadi ajang pencarian bakat atau bisa juga untuk mencari sponsor sih? Yang jelas saat itu bukan ajang mencari bibit penyanyi suksesor Nike, melainkan karena saat itu masih terpengaruh euforia & antusiasme masyarakat atas nama besar Nike Ardilla, sehingga kontes-kontes tersebut sering digelar, baik untuk sekedar mengenang Nike maupun untuk mengingatkan bahwa nama besar Nike itu masih ada.
Dan Elisa adalah salah satu dari sekian banyak artis dari hasil kontes menyanyi lagu-lagu Nike yang dianggap mirip, baik dari karakter vokal maupun secara fisik (wajah yang agak mirip). Album Elisa dengan lagu andalannya "Cintaku Terbalut Sepi" ciptaan Deddy Dores, sempat malang-melintang & diputar di radio-radio kala itu, sehingga mampu memberikan kesan & sentuhan yang berbeda dari suara Sang Mega Bintang Nike. Namun, popularitas Elisa hanya sekejap saja, karena ia tak mampu meneruskan tongkat estafet yang diserahkan oleh Nike, dan ia pun akhirnya tenggelam.
2. Dike Ardilla
Dulu saya sempat kaget ketika keluar nama Dike Ardilla alias Diana Utami, ia mengukuhkan diri kalau ia akan mampu menggantikan Nike Ardilla. Memang tak dapat dipungkiri kehadiran Dike Ardilla sedikit memberi warna yang berbeda namun dengan suara yang mirip alm. Nike Ardilla, Diana Utami mendeklarasikan diri sebagai Dike Ardilla. Lewat lagu "Salah Sendiri", sekilas orang tidak tahu pasti mengira kalau itu suara Nike Ardilla, tapi setelah itu barulah mereka menyadari Nike is Nike dan Dike adalah Dike. Jelas ada perbedaan.
Meskipun mendompleng nama Nike Ardilla, Dike tak mampu menggantikan Nike Ardilla dari aspek manapun. Meski karakter vokalnya sama, namun agaknya fans Nike Ardilla tak sedikit yang mencerca Dike, tak sedikit yang merasa tidak suka akan nama "Dike" yang terkesan mendompleng nama besar & popularitas Nike Ardilla. Walau harus kita akui, suara Dike juga lumayan, akan tetapi akibat soal namalah yang justru membuat Dewi Fortuna tidak berpihak pada Dike. Andai saja ia mau menggunakan nama Diana Utami, bukan tidak mungkin Dike akan mampu mendongkrak nama & penjualan albumnya. Dike sempat merilis beberapa album, diantaranya: "Salah Sendiri" (2001), "Aku Harus Bagaimana (2002)", "Sinar Dari Langit", Album "The Best", dan juga tercatat pernah duet dengan Doel Sumbang, akan tetapi namanya tak jua meroket.
Sebenarnya Dike lumayan layak disebut sebagai pengganti Nike andai ia menggunakan nama Diana Utami. Hal ini tentu lebih bisa diterima oleh fans fanatik Nike Ardilla ketimbang harus mendompleng nama besar Nike Ardilla
3. Lia Nathalia
Lia Nathalia dulunya adalah ketua NAFC (Nike Ardilla Fans Club) Jakarta, yang kemudian ikut ambil bagian dalam dunia tarik suara. Ia sempat diharapkan mampu menjadi siksesor Nike Ardilla, karena disamping ia adalah fans sejati Nike Ardilla yang fanatik. Dibawah asuhan Adjie Esa Putra, Lia Nathalia berhasil menelurkan album perdana di tahun 1996, bertajuk "Selamat Tinggal Kekasih", berisi 9 lagu yang kesemuanya terasa sekali nuansa Nike Ardilla didalamnya. Nuansa kehilangan "Sang Bintang Kehidupan".
Lia Nathalia cukup layak disebut sebagai pengganti Nike Ardilla andai saja ia mampu eksis & bertahan melawan selera pasar dengan membawakan lagu-lagu slow rock. Namun itu tak bertahan lama. Dan di tahun 1998, Lia kembali merilis album keduanya yang bertajuk "Hanya Ada Satu Cinta", album ini mungkin lumayan laku karena ia berada dalam bayang-bayang Nike Ardilla. Disusul pada tahun 1999, album ke tiga Lia pun dirilis, bertajuk "Permata Hati", album duet bareng Deddy Dores. Setelah itu nama Lia Nathalia menghilang seiring berjalannya waktu. Dan Lia masih dikenal sebagian kalangan penggemar Nike Ardilla, hingga di tahun 2007 ia pun kembali mengeluarkan album "How Much I Love You". Lia Nathalia mencoba menembus kerasnya persaingan pasar musik, akan tetapi namanya yang sudah terlajur tenggelam membuat albumnya tidak dikenal orang, bahkan untuk kalangan fans Nike Ardilla.
4. Nafa Urbach
Nafa Urbach sebenarnya sudah merilis album sebelum meninggalnya Nike Ardilla, hanya saja sempat disebut-sebut bahwa Nafa didapuk untuk menggantikan Nike Ardilla oleh para fans dan media kala itu. Memang waktu itu kharisma Nafa Urbach begitu memancar, namun seiring berjalannya waktu, Nafa justru tak bisa menggantikan Nike Ardill, baik karena ciri khas Nafa Urbach yang berbeda dengan Nike, namun juga karena jiwa Nafa & Nike yang memang berbeda. Bahkan tak sedikit yang berpendapat bahwa semenjak berpindahnya agama Nafa dari Kristen ke agama Islam dan kemudian balik lagi pindah ke agama Kristen, hal ini menyebabkan Nafa kurang diperhitungkan lagi di belantika musik Nusantara. Karena inkonsistensi nafa, walaupun hal ini merupakan hak asasi keyakinan pribadi yang tidak bisa di ganggu gugat. Sebenarnya Nafa Urbach mampu keluar dari bayang-bayang Nike Ardilla, hal ini terlihat ketika album ke-3 Nafa dirilis bertajuk "Hatiku Bagai Terpenjara" (1996) dan album "Hati Yang Kecewa" (1997), dalam beberapa lagunya dapat dilihat bahwa Nafa memiliki ciri khas tersendiri, hal ini membuktikan Nafa tidak berada dalam bayang-bayang Nike Ardilla.
5. Wulan Ardina
Menyebut nama Wulan Ardina dipastikan akan membuat kita mengernyitkan dahi karena memang asing di telinga. Tapi kalau melihat foto cover album ini, wajah penyanyi ini sangat familiar. Ya, tidak salah, Wulan Ardina ini tidak lain adalah Mulan Kwok yang kemudian berubah nama lagi menjadi Mulan Jameela. Album berjudul "Kekal" yang dirilis pada tahun 2000 ini adalah album Mulan sebelum namanya melambung setelah bergabung dengan Duo Ratu. Berbeda dengan warna musik yang diusungnya sekarang, musik Mulan di album ini adalah slow rock ala Nike. Disengaja atau tidak, suara Mulan juga menjadi mirip dengan suara Nike. Yang menjadi andalan di album ini adalah lagu berjudul "Kekal" yang sebelumnya pernah dirilis oleh Ella, penyanyi rock Malaysia. Dan jujur saja, versi Ella terdengar lebih enak dinikmati ketimbang versi Mulan. Barangkali karena suara Mulan memang sebenarnya tidak cocok membawakan lagu-lagu jenis slow rock. Apakah karena faktor ini atau karena kurang promosi, album ini nyaris tidak ‘terlacak’ kehadirannya. Album ini jeblok di pasaran, dan Nama Wulan Ardina pun tidak dikenal orang. Karir Mulan nyaris ‘tamat’, beruntung dia berhasil bergabung dengan Maia Estianty dalam Duo Ratu sehingga nasib karirnya benar-benar berubah total.
Wow, beberapa nama di atas belum pernah ane dengar sama sekali.
BalasHapusTerima kasih atas artikelnya gan!